Jika Anak Berbeda Pemahaman dengan Orang Tua

Pertanyaan:

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya seorang pendidik di sebuah SMPIT. Ada siswi yang sudah tergerak untuk taat pada syariat, misalnya dalam masalah menutup aurat dan pergaulan dengan lawan jenis, namun secara terang-terangan orang tuanya menentang keinginan dan usaha anak, baik secara ide maupun tindakan. Sebagai guru, sekaligus pengemban dakwah, apa yang semestinya saya lakukan agar kondisi psikologis anak tetap terjaga, tidak muncul efek negatif, karena pemahaman yang berbeda dengan orang tua. Sementara, anak-anak didik saya masih sangat tergantung dengan orang tuanya. Terima kasih untuk sarannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

DN

081316XXXXXX

 Jawaban :

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Ibu DN yang baik,

Anak usia SMP sebagian besar sudah memasuki usia baligh. Sudah semestinya mereka memperhatikan hukum-hukum syara dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Alhamdulillah, siswi Anda sudah tergerak dan memiliki keinginan untuk menjalankan hukum-hukum syara dengan baik, di tengah kehidupan remaja yang semakin bebas dan longgar. Ketidakpahaman terhadap syariat Islam, dan adanya paham kebebasan yang ditawarkan melalui berbagai sarana, telah membuat para remaja terperosok dalam kehidupan yang rusak. Prinsip mereka, yang penting senang dan bermanfaat, tidak lagi memandang apakah yang dilakukan bertentangan dengan hukum syara atau tidak. Semangat yang ada pada siswi Anda harus terus dipelihara dan dijaga.

Ibu DN yang baik,

Dalam sebuah keluarga Muslim, banyak kita jumpai orang tua yang berbeda pemahaman dengan anak-anak terkait dengan aturan Islam. Bukan mendukung semangat anak mempelajari dan menjalankan ajaran Islam dengan baik, tapi malah menentangnya, dianggap terlalu ekstrim dan sebagainya. Bagaimana mungkin sebuah keluarga yang demikian, akan mampu menciptakan keluarga yang sakinah. Orang tua adalah pendidik utama sekaligus contoh yang terdekat bagi anak-anaknya. Sudah seharusnya memberikan contoh yang baik dan siap menjadi panutan. Tapi sayang, sekarang ini, banyak orang tua  yang justru sebaliknya. Berseberangan pemahaman dengan anak-anak, sulit untuk diajak meniti jalan yang sudah ditetapkan dalam Islam.

Ibu DN yang baik,

Agar kondisi psikologis siswi Anda tetap terjaga, yang pertama harus Anda lakukan adalah menguatkan akidah dan pemahamannya. Tumbuhkan kecintaan pertama dan utama kepada Allah SWT melalui proses berpikir, sehingga akan tumbuh kecintaan dan ketaatan yang benar kepada-Nya. Kekuatan akidah dan pemahaman ini diperlukan agar dia mantap dengan yang diyakininya, teguh dalam menjalankan syariat-Nya, dan siap menghadapi segala tantangan. Berikan gambaran kepada siswi Anda, bahwa tantangan itu bisa datang dari siapa saja,  termasuk orang-orang terdekat. Bukan untuk dihindari, tapi dihadapi. Dan menjadi kewajibannya juga untuk mendekati orang tua, memberikan pemahaman pada mereka. Adakalanya orang tua yang menentang, lebih karena ketidaktahuan, dan kekhawatiran yang berlebihan. Bantu siswi Anda untuk mencari cara pendekatan yang tepat kepada orang tuanya agar terhindar dari risiko yang besar. Sering terjadi, karena semangat yang menyala-nyala, maka yang didapatkan justru ancaman dari orang tua, dan perbedaan semakin meruncing. Tidak sedikit orang tua yang biasanya merasa lebih benar dari pada anaknya

Ibu DN yang baik,

Secara faktual, pendidikan melibatkan  tiga unsur pelaksana,  yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.Pendidikan seharusnya dapat mengondisikan anak didik dalam pengaruh yang positif dari semua  unsur pelaksana pendidikan tersebut, agar arah dan tujuan pendidikan  tercapai. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan,  melakukan proses belajar mengajar dan meminimalisir pengaruh-pengaruh negatif yang ada. Pada saat yang sama sekolah  juga meningkatkan pengaruh positif  pada anak didik, agar sejalan dengan arahan Islam. Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan  sekolah,  keluarga, dan masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi anak  yang utuh sesuai dengan kehendak Islam. Orang tua tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pada sekolah, tapi juga berupaya untuk membangun sinergi agar memiliki visi dan misi yang sama. Selamat berjuang, semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan pada Anda dan siswi Anda dalam setiap keadaan…

Sumber : Tabloid MU edisi 114