Menghadapi Anak yang Sering Berulah

Salah satu tugas sebagai orang tua adalah mendidik dan merawat anak. Memang itu bukan perkara mudah, akan ada banyak cobaan dan ujian yang akan menguji kesabaran serta kepiawaian dalam mendidik anak. Namun sebagai orang tua, kita di tuntut untuk selalu bersikap sabar dalam mendidik dan menemani tumbuh kembang sang anak.

Lalu bagaimana jika sang anak suka berulah dan susah untuk dinasehati? Bagaimana sikap kita sebagai orang tua akan hal ini? Dan seperti apa tips yang bisa kita lakukan untuk mempermudah dalam mendidik anak? Nah, lebih jelasnya mari kita simak ulasan artikel di bawah ini.

Anak berulah dengan mencari perhatian, foto: unsplash.com
Anak berulah dengan mencari perhatian, foto: unsplash.com

Pertanyaan:

Assalaamu’alaikum. Wr.Wb.

Ibu yang saya hormati, saya mempunyai 3 anak. Anak pertama (perempuan 5 tahun), tergolong aktif, tidak mau diam di manapun berada, baik tingkah atau bicaranya. Rewelnya juga luar biasa, suka jahil pada adiknya. Dia juga suka menyakiti diri sendiri. Jika diajak bertamu atau menerima tamu selalu buat ulah, cari perhatian lebih.

Seketika itu saya beri nasihat malah membantah dan berani sama orang tua, di rumah juga kami nasihati mau mendengarkan tapi tidak dipraktikkan. Kami terus menasihati, memberi contoh baik, menjaga pergaulan anak, selalu mendoakan, dan lain lain.

Namun dari kecil sampai usia 5 tahun ini belum ada perubahan yang berarti. Sekarang malah jadi kekanak-kanakan tidak bisa menjadi kakak bagi adik-adiknya. Berbagai cara sudah kami lakukan.

Kami berusaha sabar dan sabar, tetapi akhirnya saya juga menggunakan perlakuan fisik. Itupun masih tidak ada perubahan. Kebiasaan tidurnya tidak pernah nyenyak selalu pindah-pindah tempat begitu terus setiap hari. Sering juga bangun tengah malam dan menangis cukup lama, sangat mengganggu. Sampai sekarang kami sangat kewalahan mendidik dan mengarahkannya. Mohon solusinya. Terima kasih.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

UD

Tuban

Jawaban:

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Ibu UD yang baik,

Insya Allah saya bisa memahami kekhawatiran Anda. Anak selain anugrah yang diberikan Allah SWT kepada kita, sekaligus juga ujian. Kesabaran dan upaya yang telah Anda lakukan dalam mendidik dan mengarahkannya selama ini, semoga dibalas dengan pahala yang berlipat.

Ilustrasi anak suka berulah, foto: unsplash.com
Ilustrasi anak suka berulah, foto: unsplash.com

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak berperilaku seperti itu. Kenali dengan pasti hal apa saja yang dapat memicu kemarahan dan amukannya. Apakah Ananda sedang merasa lapar, bosan, suasana lingkungan yang tidak mendukung, menginginkan sesuatu atau benda tetapi tidak terpenuhi, mencari perhatian, atau sebab lainnya. Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan orang tua dapat mencegah kemarahan anak.

Ibu UD yang baik,

Bersikaplah tenang menghadapi saat ananda “berulah”. Memang tidak mudah, karena biasanya emosi Anda juga akan terpancing. Bersikaplah responsif dan buatlah ananda merasa dipahami kebutuhan dan kondisinya oleh Anda. Jangan memarahi, membentak apalagi menyakiti fisiknya seperti mencubit, memukul, menyentil atau yang lainnya.

Ada kalanya anak yang sudah mulai reda dari amukannya akan kembali berulah karena perlakuan kasar Anda. Jadi, berusahalah tenang, selalu sabar dan gunakan akal sehat. Gunakan kata yang dikemas dengan lembut dan bijak tanpa perlu berdebat atau memaksakan kehendak kita terhadapnya.

Ibu UD yang baik,

Anak mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan didengarnya, karena itu penting untuk mencontohkan sikap tenang di depannya. Jika lingkungan di sekitarnya suka marah-marah, maka anak akan menganggap bahwa perilaku ini merupakan hal yang wajar. Secara tidak langsung perilaku “pemarah” akan terbentuk pada anak.

Anak mempelajari sesuatu dari apa yang didengar dan dilihatnya, foto: unsplash.com
Anak mempelajari sesuatu dari apa yang didengar dan dilihatnya, foto: unsplash.com

Perkecil kemungkinan ananda untuk melukai diri sendiri atau orang lain atau merusak sesuatu. Beri sentuhan atau pelukan lembut dari arah belakang tubuh ananda. Dan bila dia menolak atau tidak mau dipeluk,maka jangan memaksa. Awasi ketat ananda dan lingkungan sekitarnya, cegah secepatnya bila ananda hendak menyakiti dirinya sendiri. Dan singkirkan semua barang-barang di sekitarnya yang mungkin bisa membahayakan ananda.

Ibu UD yang baik,

Karakter masing-masing anak berbeda, begitu pula cara mengekspresikan emosinya. Anak usia 5 tahun sebenarnya sudah dapat diajak berkomunikasi dan diberi pengertian mengenai hal yang benar atau salah, hal yang baik atau buruk. Namun, tentu saja, Anda harus menyesuaikan waktu yang tepat dan bahasa yang bisa dimengerti oleh ananda.

Baca Juga: Tips Melatih Anak Agar Gemar Menabung dan Sedekah

Pada saat ananda berulah, emosinya tidak terkendali sehingga jika Anda menasihatinya tentu tidak akan mempan. Upaya untuk menasihati harus lebih intensif, terus dilakukan. Di antara waktu-waktu yang baik untuk menasihati anak adalah sebelum anak tidur, saat anak baru bangun tidur (emosi anak lebih stabil), setelah anak mandi, setelah anak melakukan shalat, berdoa atau selepas mengaji.

Selain itu, terus tanamkan sikap-sikap yang baik di keluarga. Saat berkumpul dengan keluarga, saat bercanda atau bercengkrama, selipkan kata-kata bijak. Jika Anda merasa sudah melakukan itu semua dan tidak ada perubahan yang berarti, tidak ada salahnya ananda dibawa berkonsultasi langsung dengan para ahli tumbuh kembang anak untuk dievaluasi.

Semoga Allah SWT menambahkan kesabaran, memberikan kemudahan dalam membimbing ananda.


Terimakasih sudah membaca artikel yang berjudul “Menghadapi Anak yang Sering Berulah”. Kami dari anaksholeh.net telah menambahkan gambar, link, featured image, perbaikan alenia, perbaikan pada judul dan pemberian pembuka serta penutup agar lebih menarik. Jika artikel ini dirasa bermanfaat, silahkan share melalui sosial media.

Catatan kaki:

Sumber : Tabloid Media Umat edisi 113