Jika Anak Susah Diarahkan, Berikut Tips dan Penjelasannya

Kehadiran anak dalam suatu keluarga sesungguhnya merupakan salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah swt kepada hambanya. Selain itu, dengan kehadiran anak juga akan menambah kebahagiaan dalam keluarga tersebut. Lalu bagaimana jika sang anak menjadi susah untuk diarahkan? Apakah kebahagiaan dalam keluarga tersebut akan sirna?

Mari kita simak ulasan artikel di bawah ini yang berjudul asli “Jika Anak Susah Diarahkan, Berikut Tips dan Penjelasannya”, semoga makin tercerahkan.


Pertanyaan :

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, Saya punya anak perempuan usia 4 tahun.  Belakangan ini seringkali sulit  diarahkan. Kalau punya  keinginan harus dituruti. Kalau tidak dituruti, si kecil akan berteriak, menangis dan memaksa. Saya jadi bingung menghadapinya. Seringkali saya alihkan pada hal yang menarik, agar  dia teralihkan.  Tetapi ternyata cara itu tidak mempan, yang muncul malah marahnya semakin menjadi-jadi dengan menangis dan melakukan hal-hal lain agar keinginannya dituruti. Padahal anak-anak yang lain ketika muncul keinginan relatif mudah dialihkan. Apa yang salah dalam pendidikan saya Bu.  Saya merasa sudah berupaya, termasuk tidak mengikuti keinginannya. Saya seringkali malu, karena gejala tersebut terlalu sering muncul, bukan hanya di rumah tapi juga di tempat umum. Mohon solusinya dan terimakasih.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb

LN

Bandung

Jawaban

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Ibu LN yang baik,

Setiap anak diberikan potensi hidup oleh Allah SWT yang salah satunya berupa naluri untuk mempertahankan diri. Rengekan merupakan salah satu manifestasi dari naluri mempertahankan diri pada anak, karena merengek biasanya dijadikan senjata ampuh anak-anak usia balita ketika meminta sesuatu yang diinginkan. Rengekan juga menjadi cara efektif yang dilakukan anak-anak untuk menarik perhatian orang tuanya.

Anak laki-laki, foto: unsplash.com
Anak laki-laki, foto: unsplash.com

Orang tua sebaiknya menghadapi rengekan anak dengan cara yang tepat. Selalu mengabulkan permintaan si kecil ketika merengek, akan membuatnya belajar bahwa ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan merengek. Dan tentu saja ini bukan suatu pendidikan yang baik buat anak.

Ibu LN yang baik,

Ada masa dimana anak balita sering mengalami seperti apa yang Anda ceritakan. Emosi yang meledak-ledak pada anak, atau biasa dikenal dengan temper tantrum, yang terjadi karena beberapa faktor. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu; ketidakmampuan anak mengungkapkan diri, karena keterbatasan bahasa.

Ada saatnya anak ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orang tua pun terkadang tidak mengerti apa yang diinginkan. Anak yang aktif membutuhkan ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak harus berdiam diri saja di dalam rumah, ada kemungkinan anak akan merasa stres. Dan salah satu cara pelepasan stresnya adalah tantrum.

Pola asuh orang tua juga tak jarang menjadi pemicu anak tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa tantrum saat permintaannya ditolak. Keadaan lain yang juga bisa memicu tantrum, jika anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.

Anak sedang asik bermain, foto: unsplash.com
Anak sedang asik bermain, foto: unsplash.com

Sebetulnya tantrum masih tergolong perilaku yang normal, walau kadang menyusahkan. Dengan tantrum, anak ingin mengungkapkan, mengekpresikan, mengemukakan pendapatnya, mengeluarkan rasa marahnya yang membuat orang tua mengerti kalau mereka bingung, lelah atau sakit. Namun demikian, perilaku seperti ini tentu tidak terus dibiarkan, karena akan membuat anak menjadi berkuasa atas orang-orang di sekelilingnya.

Ibu LN yang baik,

Ketika tantrum terjadi, maka pastikan semuanya aman. Jika anak mengamuk  jauhkan ia dari benda-benda berbahaya. Jangan memberi apa yang ia inginkan. Menyerah pada keinginannya hanya akan membuatnya melegalkan aksi tantrum untuk mendapatkan yang ia inginkan.

Jaga emosi Anda untuk tetap tenang, jangan sampai ikut terpancing dan kemudian turut berteriak dan memukul anak. Jika amukannya tidak selesai-selesai dan bertambah parah, coba peluklah ia dengan rasa cinta. Atau duduk saja di dekatnya, tidak perlu mengatakan apapun, paling tidak anak tahu bahwa Anda akan berada di dekatnya sehingga ia merasa aman. Bila tantrum telah selesai, tetaplah konsisten dengan sikap Anda. Ajak anak bicara, bimbing anak dalam mengatur emosinya.

Ibu LN yang baik,

Hal penting yang semestinya kita pahami adalah jangan pernah membiarkan si kecil menjadikan rengekan sebagai kebiasaan. Ajarkan pada anak, bagaimana seharusnya mengekspresikan keinginannya. Berikan contoh, dan latihlah anak bagaimana mengungkapkan keinginannya dengan bahasa yang baik. Misalnya, jika si kecil menginginkan sesuatu, ajarkan dia berkata, “Mi, aku mau mainan itu. Boleh, tidak?”

Ilustrasi mendidik anak, foto: unsplash.com
Ilustrasi mendidik anak, foto: unsplash.com

Selain itu, biasakan anak untuk membagi perasaannya. Seorang anak yang dapat mengutarakan perasaannya, kemungkinan besar tidak akan gampang merengek. Saat anak meminta sesuatu sambil menangis, jelaskan rengekannya itu tidak akan berhasil, sampaikan bahwa Anda hanya mau mendengarkannya jika dia menggunakan suara biasa.

Jika rengekan si kecil mulai berkurang atau dia meminta sesuatu dengan manis, berikan reward. Penghargaan tak harus berbentuk barang. Pujian Anda yang tulus juga bisa membuat anak senang. Seiring dengan bertambahnya usia, insya Allah akan menjadi lebih baik. Mudah-mudahan putri Anda tumbuh sehat, dan menjadi anak yang shalihah.


Terimakasih sudah membaca artikel yang berjudul “Jika Anak Susah Diarahkan, Berikut Tips dan Penjelasannya”. Kami dari anaksholeh.net telah menambahkan gambar, link, featured image, perbaikan pada judul, perbaikan alenia dan pemberian pembuka serta penutup agar lebih menarik. Jika artikel ini dirasa bermanfaat, silahkan share melalui sosial media. Jazakumullah khair.

Catatan kaki:

Sumber : Tabloid Media Umat