Pertanyaan :
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya seorang ibu dari bayi yang berusia 4 bulan. Sekarang saya tinggal dengan mertua, dan sepertinya akan terus bersamanya, karena suami saya anak bungsu. Setiap hari di rumah ada tiga keponakan saya (anak kakak ipar). Mereka sekolah di TK dan SD dekat rumah, sementara rumah kakak ipar cukup jauh. Usai sekolah, mereka pulang ke rumah ibu (neneknya). Malam hari baru dijemput orang tuanya. Yang jadi masalah, tingkah laku anak-anak ini agak brutal, suka main pukul, membentak, bicara kotor dan sebagainya. Jika saat amati, sedikit banyak terpengaruh dari orang tuanya yang sangat keras dalam mendidik anak. Kakak ipar lebih memprioritaskan pendidikan pada hafalan Quran dan bahasa Arab. Tapi sangat minim memberikan pemahaman bagaimana seharusnya bersikap, bertingkah laku. Di satu sisi, saya ingin anak saya nanti tetap bersosialisasi dengan sepupu-sepupunya, tapi di sisi lain saya khawatir anak saya akan terpengaruh dengan tingkah laku mereka selama ini. Mohon tanggapan dan masukan dari ibu. Jazakillah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Ida
08969XXXXXXX
Jawaban :
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Ibu Ida yang baik,
Alhamdulillah, kehadiran si kecil yang kini sudah berusia 4 bulan tentu merupakan karunia yang luar biasa buat Anda dan suami. Semoga tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan shalih. Sudah menjadi kewajiban Anda sebagai orang tua untuk mendidik dan menjaganya agar mendapatkan pendidikan yang terbaik. Termasuk menyiapkan lingkungan dan teman-teman bermainnya. Lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam tumbuh kembang dan pendidikan anak. Baik lingkungan keluarga (saudara), di sekitar rumah (teman sebayanya) ataupun di sekolah (jika anak sudah bersekolah), karena anak belajar banyak hal dengan melakukan proses peniruan dari apa yang dilihat dan didengar.
Ibu Ida yang baik,
Insya Allah saya bisa memahami kekhawatiran Anda. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kebiasaan buruk anak, salah satunya adalah lingkungan. Seperti yang Anda duga, bisa jadi keponakan-keponakan Anda berperilaku seperti itu karena lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Orang tuanya mungkin tidak menyadari bahwa cara mendidiknya selama ini bisa berpengaruh buruk pada perilaku anak. Pola asuh sangat berpengaruh pada tingkat emosi seorang anak dan bagaimana ia bersikap. Dan orang tua, merupakan panutan bagi anak. Dari orang tuanyalah anak pertama kali mempelajari dan mencontoh perilaku. Oleh karena itu, orang tua semestinya bersikap hati-hati di hadapan anak-anak.
Ibu Ida yang baik,
Coba Anda bicarakan dengan suami, dan kakak ipar tentang perilaku ketiga keponakan Anda selama ini. Sampaikan baik-baik kepada mereka, bahwa Anda sangat peduli dengan tumbuh kembangnya. Sebagai tantenya, Anda juga punya kewajiban untuk membantu mengarahkan jika memang ada perilaku yang tidak baik. Terutama saat ketigamya ada di rumah nenek. Coba ajak keponakan-keponakan Anda berbicara dari hati ke hati tentang perilaku buruknya. Tanamkan padanya bahwa kata-kata yang diucapkan itu tidak baik. Ingatkan terus-menerus dengan cara yang halus dan lembut tanpa harus memarahi dan menghakiminya. Beri pengertian dan persetujuan mengenai apa yang akan diterima dan menjadi konsekuensinya jika mereka masih berkata dan berperilaku buruk. Anda bisa siapkan hadiah (reward) khusus buat mereka jika berkata dan berperilaku baik.
Ibu Ida yang baik,
Hadiah tidak harus selalu berbentuk materi. Dapat juga berupa pujian, dukungan, ciuman kasih sayang, penghormatan, perlakuan istimewa, dan lain-lain. Bentuknya juga mesti disesuaikan dengan usia dan kebutuhan perkembangan mereka, agar nilai gunanya tepat dan efektif. Penghargaan yang nilainya terlalu besar sama jeleknya dengan yang terlalu kecil. Misalnya, setiap kali keponakan-keponakan Anda melakukan hal yang baik, berkata dan berperilaku sesuai dengan yang Anda harapkan, maka segera berikan pujian. Dengan demikian, mereka merasa didukung dan diperhatikan, sehingga lebih semangat untuk melakukan kebaikan. Dengan kasih sayang, dan perhatian tulus Anda, semoga mereka akan menjadi lebih baik. Dan saat anak Anda beranjak besar dapat bermain bersamanya, tanpa Anda merasa khawatir.
Sumber : Tabloid MU edisi 118