Seputar Kekerasan Seksual Pada Anak Menurut Islam

Belakangan ini banyak terjadi kasus kekerasan seksual pada anak usia dini maupun dewasa di masyarakat. Dan yang sangat disayangkan adalah para pelaku adalah anggota keluarga terdekat. Bahkan ada pula yang ia adalah seorang ayah kandungnya sendiri.

Lalu bagaimana pandangan dari segi islam terkait hal ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak ulasan artikel berikut ini yang berjudul asli “Seputar Kekerasan Seksual Pada Anak Menurut Islam”. Tentu diikuti dengan tips pencegahan atau cara mengatasinya menurut ajaran islam.


Pertanyaan :

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu Pengsuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, akhir-akhir ini banyak pemberitaan di media tentang kekerasan seksual pada anak. Yang membuat saya miris ternyata pelaku pemerkosaan adalah orang-orang dekat (keluarga). Seperti ayah kepada anaknya sendiri, yang beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan di media massa. Mengapa hal ini bisa terjadi, apa yang semestinya saya lakukan sebagai seorang ibu untuk mencegah dan melindungi anak-anak dari kejadian semacam itu? Terima kasih atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu AR

Bogor

Jawaban :

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Ibu AR yang baik,

Miris memang kalau kita mendengar banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak akhir-akhir ini. Anak-anak yang semestinya mendapatkan perlindungan dari orang-orang terdekatnya justru “disakiti”.

Ilustrasi bayang-bayang kekerasan seksual pada anak, foto: unsplash.com
Ilustrasi bayang-bayang kekerasan seksual pada anak, foto: unsplash.com

Seperti kasus yang  belakangan ini ramai diberitakan di media massa, di mana pelaku adalah ayahnya sendiri. Belum lagi kasus-kasus lainnya. Fakta membuktikan, semakin hari jumlah kasus semakin bertambah.

Ibu AR yang baik,

Kalau kita cermati lebih mendalam, kekerasan seksual pada anak sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai hidup yang salah, yang berkembang di tengah masyarakat saat ini, yaitu kehidupan sekuler. Pelaku kekerasan seksual pada anak yang mayoritasnya adalah orang dekat korban, menggambarkan keadaan masyarakat yang sakit. Kepadatan penduduk, kemiskinan, rendahnya pendidikan, kurangnya perhatian orang tua kepada anak, serta kemajuan teknologi, yang sering dituding sebagai penyebab maraknya kekerasan seksual pada anak, hanyalah merupakan buah dari diterapkannya sistem hidup sekuler yang mendewakan paham kebebasan.

Baca Juga: Dampak Game Online Terhadap Psikologis Anak, Berikut Penjelasannya

Ibu AR yang baik,

Nilai kebebasan yang terdapat dalam sistem kehidupan sekuler telah meracuni akal dan naluri manusia. Ketika seseorang tak memiliki pemahaman agama yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam berperilaku, maka dia akan melakukan apa saja sekehendak dirinya. Paham kebebasan telah menghilangkan ketakwaan individu.

Bahaya sekulerisme, memisahkan agama dari sendi-sendi kehidupan, foto: harianaceh.co.id
Bahaya sekulerisme, memisahkan agama dari sendi-sendi kehidupan, foto: harianaceh.co.id

Bahkan orang tua yang seharusnya menjadi pelindung justru menjadi sumber ancaman bagi anak-anak. Ini merupakan gambaran dari sebuah keluarga yang rusak, di mana fungsi-fungsi keluarga tidak berjalan. Keadaan ini semakin parah jika kemudian orang tua sibuk bekerja. Belum lagi maraknya pornografi dan pornoaksi yang merangsang syahwat dan menuntut pemuasanan.

Ibu AR yang baik,

Banyak pakar pendidikan anak mengatakan bahwa kekerasan seksual pada anak dapat dicegah dengan memberikan pendidikan seks sejak dini. Dalam hal ini, sebetulnya Islam secara tidak langsung telah memberikan langkah pencegahan. Seperti misalnya, anjuran untuk menanamkan rasa malu pada anak sejak usia dini.

Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain, misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya. Biasakan anak perempuan sejak kecil menutup aurat dengan berbusana muslimah. Jika rasa malu ini sudah ditanamkan sejak dini, diperlihatkan saja tidak boleh apalagi dipegang atau disentuh oleh orang lain.

Ibu AR yang baik,

Pada usia antara 7-10 tahun anak semestinya dipisahkan tempat tidurnya. Di antara perkara-perkara yang penting untuk diperhatikan oleh para orang tua terkait dengan anak yang telah mendekati usia baligh adalah memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan, serta tidak membiarkan mereka tidur bersama di satu tempat.

Orang tua adalah sebagai pelindung sekaligus pendidik bagi anaknya, foto: zonapriangan.pikiran-rakyat.com
Orang tua adalah sebagai pelindung sekaligus pendidik bagi anaknya, foto: zonapriangan.pikiran-rakyat.com

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka disebabkan meninggalkannya ketika telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkan mereka (antara laki-laki dan perempuan) di tempat tidur mereka. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Islam juga mengatur tentang izin memasuki kamar orang dewasa. Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum shalat subuh, tengah hari, dan setelah shalat isya. Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka.

Baca Juga: Mendidik Anak Perempuan, Berikut Tips dan Keutamaannya

Didiklah anak-anak agar selalu menjaga pandangan mata. Jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi. Selain itu, karena persoalan mendasar dari permasalahan ini adalah tidak diterapkannya sistem Islam dalam kehidupan, maka Anda juga harus ikut bertanggung jawab dan memperjuangkannya agar kehidupan Islam kembali tegak, dan persoalan kekerasan seksual pada anak ini benar-benar tuntas. Semoga Allah memberikan kepada kita kekuatan untuk mendidik anak-anak secara Islami. Amiin…


Terimakasih sudah membaca artikel yang berjudul “Seputar Kekerasan Seksual Pada Anak Menurut Islam”. Kami dari anaksholeh.net telah menambahkan gambar, link, featured image, perbaikan pada judul, perbaikan alenia dan pemberian pembuka serta penutup agar lebih menarik. Jika artikel ini dirasa bermanfaat, silahkan share melalui sosial media. Jazakumullah khair.

Catatan kaki:

Sumber : Tabloid Media Umat edisi 98