Bisnisman Muslim Harus Paham Konsep Bisnis Islami Agar Bisnis Berkah

Konsep bisnis Islami makin populer di era modern ini. Masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk mengelola bisnis sesuai dengan tuntunan dan ajaran syariat. Agar tidak hanya bisnisnya lancar, tapi juga membawa barokah bagi semuanya. Kita akan pelajari konsep bisnis Islami secara umum di ulasan kali ini.

Apa Itu Konsep Bisnis Islami?

Secara umum, bisnis adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup, juga untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan bisnis biasanya erat dengan pemanfaatan dan  pengelolaan sumber daya ekonomi seefektif dan seefisien mungkin. Lalu, apa yang membuat bisnis Islami berbeda?

Bisnis Islami memiliki syariat Islam sebagai landasan. Apa itu syariat? Syariat bermakna aturan atau undang-undang yang Allah turunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya. Aturan ini memiliki cakupan yang luas dalam segala aspek hidup manusia, termasuk bisnis.

Bisnis disebut dengan tijarah. Tijarah termasuk dalam bidang muamalah. Muamalah adalah bab yang menjelaskan proses interaksi antar manusia dalam banyak sisi kehidupan. Termasuk juga dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, misalnya jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, dan semacamnya.

Tujuan Bisnis Islami

Bisnisman Muslim Harus Paham Konsep Bisnis Islami Agar Bisnis Berkah
Ilustrasi tujuan bisnis Islami. Sumber: Istockphoto.com

Bisnis Islami tidak hanya bertujuan mendapatkan keuntungan. Sebagai rahasia bisnis berkah, orientasinya kepada bagaimana mendapatkan ridha Allah dengan menjalankan syariat yang berlaku dalam ajaran Islam. Hal lain yang membuat bisnis Islami berbeda itu berlakunya aturan halal dan haram dalam pelaksanaan bisnis.

Prinsip Bisnis Islami

Setelah memahami gambaran umum dan tujuannya, mari kita pahami bagaimana konsep bisnis dalam perspektif Islam. Sebagai bisnis yang berbasis Islami, Al Quran dan Hadis menjadi dalil yang mendasari implementasinya. Salah satu dalil yang mendasari bisnis Islami adalah Surat An Nisa ayat 29. 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” 

Beberapa prinsip utama dalam pelaksanaan bisnis Islam sudah dinyatakan di ayat di atas. Asas suka sama suka, saling ridha satu sama lain menjadi dasar pelaksanaan bisnis ini. Memahaminya berarti juga memahami syariat Islam dan bagaimana menerapkannya. Berikut beberapa prinsip bisnis Islami.

1. Menyediakan Produk yang Halal

Bisnisman Muslim Harus Paham Konsep Bisnis Islami Agar Bisnis Berkah
Ilustrasi bisnis produk halal. Sumber: Istockphoto.com

Perniagaan yang selaras dengan prinsip bisnis Islami adalah perniagaan dengan melibatkan produk-produk yang halal. Hindari penjualan atau penyediaan produk haram seperti babi, anjing, darah, bangkai, minuman keras, prostitusi, dan perjudian jika bisnis Anda berorientasi Islami. 

2. Terjalinnya Akad yang Baik antara Kedua Belah Pihak

Setelah memastikan bahwa komoditi atau jasa yang Anda libatkan dalam bisnis adalah halal, maka Anda perlu memahami tentang akad yang akan disepakati bersama. Pastikan Anda memahami rukun-rukun dan syarat-syarat akad. Sehingga tidak terjadi kerugian ketika menjadi pemilik atau konsumen.

3. Adil dan Bebas Riba

Adil juga menjadi prinsip penting yang harus dipahami baik oleh pemilik ataupun konsumen bisnis. Hal ini penting untuk menghindari perilaku zalim dan sewenang-wenang. Pastikan juga bisnis Anda tidak melibatkan riba atau suatu perkara yang menjadi tambahan keuntungan, misalnya bunga bank.

4. Jauhi Gharar dan Maisir

Apa itu Gharar dan Maisir? Gharar artinya suatu perkara yang disembunyikan dan menimbulkan ketidakpastian dalam transaksi. Bisa juga disebut sebagai penipuan. Sedangkan maisir sama artinya dengan judi. Kedua hal ini bertentangan dengan syariat Islam. 

5. Legalitas Usaha

Legalitas usaha juga menjadi salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan. Termasuk lisensi halal produk untuk menjadi jaminan legalitas produk. terkait dengan legalitas usaha Anda bisa terlebih dahulu mendiskusikannya dengan penyedia jasa pendirian PT Jogja misalnya, atau yang sejenis dengan itu.

Akad-Akad dalam Bisnis Islami

Salah satu prinsip bisnis Islami adalah adanya akad antara kedua belah pihak. Akad meliputi serangkaian rukun, syarat, dan beberapa ketentuan yang berlaku. Selain akad jual beli, ada beberapa jenis akad yang berlaku dalam bisnis Islami. Baik pemilik maupun konsumen sebaiknya memahami akad-akad berikut.

1. Akad Murabahah

Bisnisman Muslim Harus Paham Konsep Bisnis Islami Agar Bisnis Berkah
Ilustrasi akad murabahah. Sumber: Istockphoto.com

Dalam akad murabahah, pemilik bisnis harus menerangkan produk atau jasa yang ditawarkan secara rinci. Misalnya: harga, kondisi, kualitas, dan syarat pembelian yang berlaku. Sehingga aktivitas jual beli atau bisnisnya clear dan dipahami semua pihak. Akad ini sah jika kedua pihak sudah menyepakatinya.

2. Akad Salam

Dalam bisnis modern, akad ini juga berlaku pada metode pre-order atau pemesanan. Konsumen akan memesan barang atau jasa tertentu pada produsen. Kedua belah pihak menjalin kesepakatan mengenai pembayaran di awal. Barang atau jasa harus segera diterima setelah pembayaran lunas.

3. Akad Istishna

Bisnisman Muslim Harus Paham Konsep Bisnis Islami Agar Bisnis Berkah
Ilustrasi akad istishna. Sumber: Istockphoto.com

Akad ini juga bisa diberlakukan dalam metode pemesanan. Bedanya, konsumen tidak harus membayar di awal dalam akad istishna.  Tentu saja produsen harus memberikan informasi, syarat, dan ketentuan yang berlaku di awal pemesanan. Sehingga tercapai kesepakatan.

4. Akad Musyarakah

Jika bisnis Anda melibatkan banyak orang, akad ini bisa Anda berlakukan. Akad ini berlaku luas, tidak hanya pada transaksi jual beli. Orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam akad musyarakah akan menyepakati banyak hal dan mendapat keuntungan bisnis yang dibagi seadil-adilnya.

5. Akad Mudharabah

Akad ini bisa anda berlakukan jika bisnis Anda melibatkan pemilik modal dan juga pengelola modal. Baik pemilik maupun pengelola modal sebaiknya menyepakati hal-hal yang akan berlaku. Keduanya akan bertanggung jawab atas kerugian bisnis, jika terjadi. Keuntungan akan dibagi secara adil. 

Konsep bisnis Islami kini banyak diterapkan di semua lini bisnis. Sebut saja kuliner, pakaian dan garmen, kosmetik, obat-obatan dan kesehatan, perhotelan, pertanian misalnya pupuk organik, hingga biro perjalanan. Ini menunjukkan bahwa Islam telah menjadi rahmat bagi alam semesta. Simak ulasan menarik lainnya di sini.

Leave a Comment